Kepolisian
Negara Republik Indonesia (Polri) melalui Asisten Kapolri bidang Sumber Daya
Manusia (As SDM) Irjen Pol Dedi Prasetyo meluncurkan Buku Meritokrasi Jabatan
Fungsional di Lingkungan Polri guna Mewujudkan SDM Unggul sebagai panduan
komprehensif yang mengulas konsep, implementasi, serta tantangan meritokrasi
dalam jabatan fungsional di lingkungan Polri.
Pada
acara Bedah Buku yang diadakan oleh SDM Polri di Ballroom Sheraton Hotel
Jakarta, Selasa (28/5/2024), dalam penulisannya, Irjen Pol Dedi Prasetyo
menguraikan dengan jelas bagaimana meritokrasi dapat diterapkan secara efektif
guna meningkatkan kualitas dan kinerja SDM Polri.
“Buku
ini juga dapat menjadi panduan dan referensi dalam upaya kita bersama untuk
terus memperkuat dan memperbaiki sistem Manajemen Sumber Daya Manusia khususnya
di lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia dan umumnya untuk organisasi
pemerintah lainnya, organisasi swasta, dan seluruh Stakeholder. Bahkan, buku
ini juga menjadi wujud nyata dari komitmen Polri untuk terus berinovasi dan
memperbaiki diri dalam rangka mewujudkan organisasi yang profesional,
akuntabel, dan terpercaya,” kata Dedi Prasetyo saat diskusi Bedah Buku Mi
Meritokrasi
adalah sebuah prinsip yang menekankan bahwa penilaian dan penghargaan terhadap
individu harus didasarkan pada kemampuan, kinerja, dan prestasi. Dalam konteks
Polri, penerapan meritokrasi adalah langkah penting untuk memastikan bahwa
setiap anggota memiliki kesempatan yang adil untuk berkembang dan meraih posisi
sesuai dengan kompetensi mereka. Buku ini memberikan panduan yang komprehensif
tentang bagaimana prinsip-prinsip meritokrasi dapat diterapkan secara efektif
di lingkungan Polri.
Prof.
Dr. Albertus Wahyurudhanto, M.Si. memberikan apresiasi kepada AS SDM Polri yang
telah menciptakan buku yang penting berjudul “Meritokrasi Jabatan Fungsional di
lingkungan Polri Guna Mewujudkan SDM Unggul”.
“Seperti
yang kita ketahui bahwa Personel Polri Republik Indonesia ini sangatlah banyak
dan menjadi Problem pada saat mencari jabatan yang sesuai dengan pangkatnya.
Meritokrasi adalah kesempatan kepada personel untuk dapat memimpin dan
mendapatkan jabatan sesuai berdasarkan kemampuan dan prestasi. Buku ini menjadi
motivasi dan inspirasi kepada Personel bahwa jabatan ditentukan dari kemampuan
dan prestrasi Personel tersebut. Meritokrasi ini juga bertujuan untuk
menghilangkan bottleneck dalam Jabatan Kepolisian,” ungkap Albertus
Wahyurudhanto.
“Buku
ini menjadi motivasi dan inspirasi bahwa jabatan dapat didapatkan melalui
kemampuan seseorang. Meritokrasi memiliki kelemahan antara lain ketidaksetaraan
awal yang dimaksud adalah saat menjadi Polisi dapat melalui pendidikan yang
berbeda-beda ada Pendidikan Akpol, Bintara, dan Tamtama ini perlu adanya kajian
supaya semua lulusan ini dapat merasakan keadilan dan kesetaraan dalam jabatan.
Lalu yang kedua yaitu ketidaksetaraan kemudian yang ke tiga adalah
kecenderuangan mengaktifkan aspek kemanusiaan,” lanjutnya.
Menurut
Prof Dr. Wibowo, S.E., M.Phil. Guru Besar SDM Univ Prof. Dr. Moestopo melihat
dalam buku ini intinya harus adanya kesetaran dalam keberagaman dengan
kesadaran penuh dengan adanya keberagaman jenis anggota (ras, suku dan agama).
“Kita
perlu lakukan peninjauan terkait hambatan-hambatan apa saja yang akan kita
temui saat penerapan dan pemberian reward ini terutama masalah adanya sebagian
orang dari internal dan external yang tidak mendukung adanya perubahan perlu
dicarikan solusi yang tepat. Kita harus juga carikan penyelesaian terhadap
setiap masalah yang kita hadapi dan kita harus segera menyesuaikan terkait
masalah-masalah Politik yang ada saat ini, kedepan akan ada perubahan dinamika
pimpinan politik, apakah nanti para pimpinan yang baru ini mau meneruskan
apa-apa yang sudah dilaksanakan oleh pemimpin yang lama atau malah memiliki
program-program yang baru namun bagaimanapun itu tetap anggota Polri harus
dapat menyesuaikan dengan sistem yang ada,” jelasnya.
“Perlu
kita pikirkan dan bicarakan yaitu penerapan masalah jabatan fungsional dan
struktural yang mana kita harus pikirkan bersama supaya kedua jabatan ini dapat
berjalan dengan baik, dan tidak ada masalah dalam penempatan anggota dalam
sebuah jabatan tersebut,” sambungnya.
Irjen.
Pol. (Purn) Dr. E Winarto Hadiwasito, seorang profesional di bidang Hukum dan
Hak Asasi Manusia (HAM), menilai, buku berjudul "Meritokrasi Jabatan
Fungsional di Lingkungan Polri guna Mewujudkan SDM Unggul" karya Irjen.
Pol. Dedi Prasetyo ini menjadi forum penting di mana berbagai pihak, termasuk
tenaga profesional seperti Hadiwasito, memberikan analisis mendalam terhadap
pemikiran yang diusung dalam buku tersebut.
“Saya
melihat bahwa dampak dari karya tersebut dapat menjadi katalisator untuk
perubahan dalam masyarakat. Keberadaan ilmu pengetahuan dalam kehidupan
masyarakat merupakan fondasi penting bagi kemajuan dan transformasi yang
signifikan. Oleh karena itu, partisipasi aktif dalam menghasilkan dan
menyebarkan pengetahuan dianggap sebagai upaya penting dalam mewujudkan SDM
unggul,” kata Winarto Hadiwasito.
“Buku
ini juga terletak pada pendekatan meritokrasi yang diusung oleh Dedi Prasetyo.
Meritokrasi, yaitu memberikan kesempatan kepada individu untuk memimpin dan
menduduki jabatan fungsional berdasarkan prestasi, dinilai sebagai langkah
penting dalam menata kembali paradigma kelembagaan di Polri. Hal ini
menggambarkan pergeseran dari penilaian berdasarkan pangkat atau kelas sosial,
menuju penilaian yang lebih berorientasi pada kinerja dan kompetensi,”
lanjutnya.
Dalam
Bedah Buku Meritokrasi Jabatan Fungsional di Lingkungan Polri guna Mewujudkan
SDM Unggul ini, penulis Irjen Pol. Prof. Dr. Dedi Prasetyo, M.Hum, M.Si, M.M.,
menjawab seluruh pertanyaan para peserta yang hadir dengan antusias dan
seobjektif mungkin serta memberikan motivasi kepada seluruh peserta.
Terakhir,
buku ini juga menyoroti pembangunan Pusat SDM Unggul Polri sebagai langkah
strategis dalam mengembangkan kompetensi dan keterampilan anggota Polri. Pusat
ini diharapkan dapat menjadi tempat pelatihan dan pengembangan yang menyediakan
program-program berkualitas tinggi, sehingga setiap anggota Polri dapat
menghadapi tantangan di lapangan dengan lebih baik. Harapannya, kehadiran buku
ini menjadi bagian dari upaya Polri dalam mewujudkan visi bersama yakni Polri
yang lebih unggul, profesional, dan terpercaya.